Halaman
51
Belajar Apa di Pelajaran 6?
Asyiknya Membaca Buku
6
Memahami unsur
cerita melalui kegiatan
mendengarkan
Kegiatan berbahasa
Mengenal kata ulang
Menulis pokok-pokok isi buku dan
ringkasan buku melalui kegiatan
menulis
Ada banyak pemimpin dunia. Ada banyak sastrawan dunia.
Mereka itu orang yang sibuk membaca. Tertarikkah kamu
menjadi pembaca buku?
Alokasi Waktu untuk Pelajaran 6 = 20 jam pelajaran
1 jam pelajaran = 35 menit
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V
52
Mari, Mendengarkan
Cerita Anak
A
Setelah kegiatan mendengarkan ini, kamu akan
mampu menuliskan unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan
amanat). Kemudian, kamu akan mengenal kata ulang.
Sebuah cerita digerakkan dengan adanya tokoh cerita.
Tokoh cerita ini hidup di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Tempat dan waktu terjadinya peristiwa yang dialami tokoh
cerita dinamakan latar cerita.
Perhatikan latar dalam kutipan cerita ”Nunu si Kutu Buku”
berikut.
Nunu tak peduli diejek kawan-kawannya. Dia tetap
masuk
Taman bacaan ”Kancil”
. Siang itu
, dia sengaja
men
yempatkan mampir ke tempat baca itu.
”Nu, kamu ini sombong
banget
! Kita ini, kan, mau
main sepeda di tanah lapang dekat sawah Haji Miun,”
kata Kiki.
Melihat Nunu masuk taman bacaan,
Kiki dan teman
lainn
ya pergi.
Pada rak buku cerita anak, Nunu menemukan cerita
tentang rahasia sebuah buku ....
Setelah tamat membaca buku itu, dia makin sadar
bahwa membaca buku penting bagi siapa pun.
”Makin ban
yak membaca buku, ternyata makin
banyak yang kutahu,” gumam Nunu.
Kutipan Cerita ”Nunu si Kutu Buku”
Karya Anandita F. P.
tokoh cerita
latar tempat
latar waktu
tokoh cerita
amanat
cerita
53
Asyiknya Membaca Buku
tetapi, kami masih belum kebagian
pemerataan tadi. Jika tidak karena tangan
dingin Pak Diran, mana mungkin halaman
rumahku bisa hijau seperti sekarang.
Bahkan, tetangga rumah Rudi sering
bilang soal suburnya tanaman di rumah
keluarga Rudi.
”Barangkali Pak Diran sakit, Rud,”
kata Ayah dengan gelisah kepadaku.
“Tahu sendiri
kan
, rumahnya jauh, naik
sepeda tuanya paling tidak perlu waktu
satu jam sampai sini,” sambungnya.
”Iya barangkali,” balasku ragu.
Aku tahu, meskipun umur Pak
Diran hampir sampai pada bilangan
ke-60, kulihat fisiknya masih cukup
kuat. Dia jarang sakit. Barangkali karena
kebiasaannya mengayuh sepeda hampir
dua jam setiap harinya.
Bi Minah, pembantu di rumahku
yang satu kampung dengan Pak Diran,
hanya menggeleng-geleng saja ketika
ditanya tentang keadaan Pak Diran.
”Ditengok saja ke sana Rudi, kalau-
kalau Pak Diran sakit.”
Aku masih ragu. Rasanya tak mungkin
Pak Diran sakit. Kemarin dulu kelihatannya
masih sehat-sehat saja,
kok
. Tidak kelihatan
tanda-tanda sama sekali kalau dia sakit.
Seminggu berlalu. Pak Diran belum
juga muncul.
Meski sudah dirawat, tanam-tanaman
di rumahku mulai merunduk layu. Aku
tidak setelaten Pak Diran dalam merawat
tanaman.
Sepeda Tua Pak Diran
Judul
: Sepeda Tua Pak Diran
Penulis : Edi Warsidi
Penerbit : Visindo Media
Persada, 2007
Tebal Buku
: 76 Halaman
Ayo, Berlatih
1. Berikut ini terdapat sebuah cerita anak. Mintalah kawanmu
untuk membacakannya. Dengarkanlah baik-baik.
Di daerah panas seperti kotaku
ini, kota kecil di pinggir pesisir, hanya
panas dan angin laut yang akrab
dengan alam. Hujan jarang menyapa,
meskipun menurut ramalan cuaca
sebentar lagi hujan merata. Akan
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V
54
”Besok akan kutengok Pak Diran,”
kataku dalam hati.
Akhirnya keyakinanku bahwa Pak
Diran tidak sakit, luruh juga. Masak kalau
sehat, sudah seminggu ini tidak ada
kabar sama sekali. Pasti sakitnya berat,
pikirku. Atau jangan-jangan kecelakaan?
Maklum, sepeda tuanya yang sudah
berkali-kali patah setangnya dan berkali-
kali pula keluar masuk bengkel las,
tidak bisa jadi jaminan keselamatannya.
Pernah kutawarkan untuk mengganti
sepeda tuanya dengan yang baru. Walau
keluargaku tidak kaya, jika Pak Diran
mau, aku bisa menalanginya dahulu.
Namun, Pak Diran tetap tidak mau.
”Ah, tidak usah, Nak Rudi. Sepeda
ini ya masih kuat
kok
. Meski sudah
reyot, sepeda ini punya nilai bagi saya,”
tolaknya.
”Ya sudah, saya tidak memaksa
Pak. Saya hanya menawarkan, kalau-
kalau Pak Diran setuju. Kalau Pak Diran
keberatan, saya ya
nggak
apa-apa,”
kataku. Dia pikir, sepeda warisan itu
pasti punya arti yang sangat khusus
bagi Pak Diran.
Matahari belum lagi sepenggalah,
ketika aku sedang bersiap-siap untuk
berangkat. Tiba-tiba, Pak Diran sudah
berdiri di hadapannya.
Mukanya kuyu kurang tidur. Bajunya
lusuh menambah kesan tua umurnya
yang sudah lebih setengah abad.
”
Lho
, Pak! Saya kira Pak Diran sakit.
Habis sudah seminggu
nggak
masuk.
Apa sudah sehat,
tho
?” cerocosku tanpa
memberinya kesempatan bernapas.
”Anu, Nak Rudi, sebelumnya maafkan
saya. Saya tidak sakit, tapi saya tidak
sempat memberi kabar. Sudah seminggu
ini saya keluar-masuk pasar. Hampir tiap
hari saya keluyuran, Nak,” jelasnya.
”Ada apa, Pak? Apa Pak Diran sudah
bosan kerja?” tanyaku penuh selidik.
”Tidak, Nak! Saya senang,
kok,
kerja di sini. Tapi, saya sedang tertimpa
musibah.”
”
Lho
, kena musibah,
kok,
malah
keluyuran? Gimana Pak Diran ini?”
tanyaku sengit.
”Sepeda saya Nak, sepeda saya
hilang,” katanya terbata-bata tak kuasa
menyembunyikan dukanya.
”Seminggu ini saya pontang-panting
mencarinya, Nak. Saya keluar-masuk
pasar loak, siapa tahu sepeda saya ada
di sana,” katanya lagi.
Aku kasihan melihatnya. Betapa setia
Pak Diran pada sepeda tuanya. Aku juga
maklum, ada nilai-nilai berarti baginya
yang sama sekali tidak kupahami.
”Ya sudah Pak,” hiburku.
”Relakan sajalah, barangkali
memang sudah bukan rezeki Pak Diran
lagi. Biar nanti saya belikan sepeda
yang baru supaya Pak Diran bisa bekerja
kembali,” bujuk Rudi.
”Masalahnya tidak semudah itu,
Nak,
huk
,
huk
,
hik
,” Pak Diran malah
sesegukan.
”Saya tak bisa menjelaskannya pada
Nak Rudi,” tambahnya lagi.
Aku jadi merasa geram dalam hati.
Siapa yang begitu tega menyakiti hati
orang tua ini. Maling dari mana yang mau
mencuri sepeda yang bagi orang lain
boleh dikata hampir tidak ada harganya.
Namun, bagi Pak Diran sungguh lain.
Nilainya tak bisa diukur bahkan diganti
sepeda baru pun ia tak mau.
”Sudah lapor polisi belum, Pak?”
tanyaku ragu-ragu.
”Belum, Nak. Saya malu, habis
sepeda saya, kan sudah bobrok. Apa Pak
Polisi mau bantu mencarikannya. Kerjaan
Pak Polisi juga sudah banyak, mana mau
repot-repot
ngurusi
sepeda tua? Apa Pak
Polisi mau mendengar laporan saya?”
tanyanya putus asa.
”Ya mau saja , Pak! Asal Pak Diran
lapor dengan benar dan jelas, apa ciri-
ciri barang yang hilang, kapan dan
di mana hilangnya. Pasti Pak Polisi
mau membantu,” aku memberinya
semangat.
”Baik, Nak Rudi, saya akan lapor biar
sepeda saya cepat ketemu. Apalagi dua
hari lagi umur saya pas 60 tahun, Nak!”
Aku kaget mendengar kata Pak
Diran. Apa hubungannya umur 60 dan
sebuah sepeda tua?
55
Asyiknya Membaca Buku
”Jangan-jangan?” Ah, tak berani
Aku meneruskan lamunanku. Tak sempat
kubertanya, Pak Diran sudah minta
pamit.
”Saya pamit dulu Nak, segera
setelah saya lapor Pak Polisi, saya akan
kerja kembali.”
”Ya sudah Pak, mudah-mudahan
sepedanya cepat ketemu,” jawab Rudi
dengan suka cita, membayangkan tanaman
kesayangannya tak akan layu lagi dan
daun-daunnya pasti hijau lagi kalau sudah
disentuh tangan dingin Pak Diran.
Dua hari kemudian, tepat pada
hari ulang tahunnya ke-60, Pak Diran
datang.
Wajahnya tak lagi kuyu, bajunya tak
lusuh lagi. Dituntunnya sepeda tuanya
dengan sorot mata bahagia dan segurat
senyum tersungging di bibirnya yang
keriput dimakan usia.
Aku ikut bahagia karena dapat
merasakan betapa bahagianya Pak Diran.
Ternyata sepeda tuanya tidak hilang. Pak
Diran yang lupa.
Sepeda itu pula yang me
nemaninya
mengarungi pahit getir kehidupan dunia.
Dalam kesendirian hidupnya, hanya
sepeda tua itu yang setia bersamanya
selama bertahun-tahun.
Sumber
:
Sepeda Tua Pak Diran
, karya Edi Warsidi,
Visindo Media Persada, 2007
2. Setelah selesai mendengarkan, tulislah unsur cerita yang
terdiri atas:
a. tokoh cerita : ....
b. latar cerita : ....
c. tema cerita : ....
d. pesan cerita : ....
Mari, Mengenal Kata Ulang
Kata ulang merupakan bentuk kata jadian yang terbentuk akibat diulangnya
suatu kata sehingga menimbulkan perubahan arti. Kata ulang terdiri atas kata
ulang murni (dwilingga), kata ulang berimbuhan, kata ulang dwipurwa, dan kata
ulang berubah bunyi.
Kata ulang murni (dwilingga) merupakan bentuk pengulangan kata dasar.
Perhatikanlah contoh kata ulang ini pada cerita ”Sepeda Tua Pak Diran”.
1. Ditengok saja ke sana Rudi,
kalau-kalau
Pak Diran sakit.
2. Kemarin, Pak Diran kelihatannya masih
sehat-sehat
saja kok.
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V
56
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan kata dasar yang
telah mendapat imbuhan, baik awalan, akhiran, maupun sisipan. Perhatikan
contoh berikut.
1.
Tanam-tanaman
di rumahku mulai merunduk layu, meski dia
merawatnya.
2. Dia lebih suka duduk
berlama-lama
.
Kata ulang dwipurwa merupakan bentuk pengulangan pada suku pertama
suatu kata dasar. Perhatikan contoh berikut.
1. Dia lebih suka duduk
berlama-lama
mengagumi kehijauan
dedaunan.
2. Bahkan,
tetangga
rumahku sering bilang soal suburnya tanaman.
Kata ulang berubah bunyi merupakan bentuk pengulangan kata dasar yang
telah berubah bunyi. Perhatikan contoh berikut.
Seminggu ini saya
pontang-panting
mencarinya.
Ayo, Berlatih
Cerita yang baru saja kamu dengar itu mengandung pelajaran
yang berharga. Tentu kamu tertarik menanggapi isi ceritanya.
Kamu boleh menanggapi watak tokoh Pak Diran, Rudi, atau
tokoh lainnya. Tulislah tanggapanmu dalam kolom berikut.
Tokoh Cerita
Watak
Tanggapan
57
Asyiknya Membaca Buku
Mari, Menyimpulkan
Cerita Anak
B
Dalam pelajaran sebelumnya, kamu telah membaca cerita
anak dan mengenal unsur-unsur cerita, bukan? Unsur-unsur
itu adalah tokoh dan watak tokoh. Cerita yang dialami oleh
sang tokoh dapat memberimu pengalaman hidup. Selain itu,
kisah yang dijalani oleh tokoh tersebut pun akan menimbulkan
perasaan tertentu, seperti senang, sedih, atau jengkel.
Di samping tokoh dan watak tokoh, kamu juga dikenalkan
pada unsur cerita yang disebut latar.Unsur-unsur cerita inilah
yang akan membantumu dalam menyimpulkan suatu cerita.
Perhatikan contoh berikut.
Setelah kegiatan membaca ini, kamu akan mampu
menyimpulkan isi cerita. Untuk dapat melakukannya,
kamu perlu membaca cerita secara menyeluruh.
Tugas untuk Kamu
Bacalah sebuah cerita anak, baik cerita pendek maupun novel. Ringkaslah
ceritanya, kemudian tentukan tokoh, latar, tema, dan amanat. Setelah itu, catat
pula contoh kata ulang yang ada pada ringkasan cerita tersebut.
Ketika seorang kawanmu bertanya tentang cerita
rahasia perpustakaan, kamu menjawab, seperti berikut.
Menurut saya, cerita rahasia perpustakaan berisi
pengalaman penulis dan keluarganya di sebuah per-
pustakaan kuno. Perpustakaan kuno itu harus mereka capai
melalui perjalanan yang cukup jauh. Namun, ada pelajaran
berharga dari perjalanan jauh itu. Keluarga penulis ini
lebih banyak mendapatkan buku yang orang lain belum
pernah membacanya.
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V
58
Ayo, Berlatih
1. Bacalah secara menyeluruh cerita berikut.
Seruni, gadis cilik berusia enam
tahun. Dia hidup bersama ibu dan
kakak perempuannya. Sang ayah
meninggal dalam kecelakaan. Kini,
ibunyalah yang menanggung beban
hidup keluarganya.
Seruni lebih banyak meng
habiskan
waktu di rumah. Dia tidak memiliki
teman. Bahkan, kakaknya juga tidak
mempedulikannya. Seruni terlahir
sebagai gadis cilik yang bisu dan tuli.
Seruni hanya dapat bermain dengan ibu
dan kawan khayalannya.
Sampai suatu hari, dia bertemu
dengan Diah. Diah adalah anak yang
baik hati dan dapat dipercaya. Baru kali
ini, Seruni bertemu dengan orang yang
mampu memahami dirinya.
Sejak kedatangan Diah, Seruni lebih
riang. Dia dapat berkomunikasi dengan
menggerakkan jemarinya, sebagai bahasa
isyarat. Diah yang mengajarkannya. Kini,
jemari Seruni dapat bergerak dengan
lincah. Ia dapat mengungkapkan isi
hatinya.
Ada satu keinginan yang disampaikan
Seruni kepada Diah. Seruni ingin
mendengar, walaupun hanya sehari.
Suatu hari, Seruni mengalami
kecelakaan. Peristiwa ini menyebabkan
Seruni tidak mampu lagi menggerakkan
jemarinya. Dia pun kehilangan semangat
hidupya.
Kisah Seruni ini banyak memberikan
pelajaran berharga bagi pembaca. Cerita
ini berusaha mengenalkan pelajaran arti
hidup, terutama bersyukur atas sesuatu
yang diberikan Tuhan. Kecacatan tubuh
bukanlah segala-galanya untuk ditangisi.
Rasa kasih sayang antarsesama bukan
sekadar milik orang yang diciptakan
sempurna keadaan badannya. Justru
kitalah yang harus sadar mengasihi
orang yang tidak memiliki kesempurnaan
badan.
Sumber
: Majalah
Fantasi Kids
, Januari 2005
59
Asyiknya Membaca Buku
2. Setelah selesai membaca cerita tersebut, tulislah nama
tokoh cerita tersebut.
3. Bagaimanakah sifat tokoh Diah?
4. Menurutmu, apa sajakah latar yang ada dalam cerita itu?
5. Mengapa ibu Seruni yang menanggung beban hidup
keluarganya?
6. Bagaimanakah sosok Seruni digambarkan?
7. Tulislah kesimpulan isi cerita dengan kata-katamu
sendiri.
Tugas untuk Kamu
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap cerita anak, bergabunglah dengan
kelompok diskusimu. Setiap anggota kelompok bertugas mencari cerita anak,
membacakan cerita, dan mencatat tokoh cerita dan latar peristiwa dalam cerita.
Kemudian, tanggapilah hal-hal yang menarik atau yang kurang berkesan dari
cerita tersebut.
Inti Pelajaran Ini
Kegiatan mendengarkan cerita memiliki tujuan mengenal unsur cerita,
seperti tokoh, tema, latar, dan amanat. Adapun kegiatan menyimpulkan isi
cerita bertujuan mengenalkan isi cerita dengan memerhatikan unsur ceritanya
terlebih dahulu.
Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V
60
Manfaat Pelajaran Ini
Ketika membaca buku baru dan sangat menarik, kamu akan merasakan
manfaat langsung, yakni menulis pokok isi buku melalui kegiatan membaca.
Selain manfaat itu, kamu juga akan mampu memahami isi sebuah cerita melalui
kegiatan menulis. Senang, bukan? Kemampuan menulis kesimpulan isi cerita
ditunjang oleh pemahaman tentang kata ulang.